Logo
Loading...

PERTEMUAN PENGENDALIAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MELALUI PENGUATAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI LOGISTIK TERINTEGRASI

Terbit : Minggu, 25 Mei 2025
Pukul : 22:19 WIB
Dilihat : 598 Kali
Bagikan Berita Ini
PERTEMUAN PENGENDALIAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MELALUI PENGUATAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI LOGISTIK TERINTEGRASI
Kepala Dinas Kesehatan Dr. Moh. Bisri, SKM, M. Kes membuka kegiatan.

UPTD Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengadakan "PERTEMUAN PENGENDALIAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA MELALUI PENGUATAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI LOGISTIK TERINTEGRASI" di Hotel Aston Tanjungpinang, 25 s.d 28 Mei 2025.

Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengelolaan obat, vaksin dan barang habis pakai lainnya, karena keberadaan informasi tersebut dapat menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja dan dapat menjadi ukuran kinerja. Informasi yang dihasilkan oleh sistem akan bermanfaat bagi pengambilan keputusan jika informasi tersebut dihasilkan dari proses pengolahan data yang lengkap, tepat waktu dan akurat.

Permasalahan dalam sistem informasi berpengaru terhadap fungsi pengelolaan obat, terutama pada aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi. Sebagai suatu sistem logistik yang terintegrasi antara sarana produksi, sarana distribusi, serta pelayanan kesehatan, maka hasil kegiatan dari setiap unit yang terlibat dalam pengelolaan obat akan bermanfaat bagi
unit itu sendiri maupun unit lain yang terintegrasi.

Sistem Informasi Logistik terintegrasi merupakan sistem pengelolaan persediaan barang habis pakai yang dapat memberikan kemudahan dalam pengelolaan data dan informasi logistik yang terintegrasi, menyediakan data logistik yang akurat untuk keperluan perencanaan kebutuhan barang, analisa kebutuhan dan distribusi, membantu kelancaran pekerjaan di bidang logistik, terutama dalam pembuatan laporan kebutuhan, distribusi obat, vaksin maupun barang habis pakai lainnya. Keakuratan informasi sangatlah dibutuhkan, karena keakuratan informasi-informasi tersebut mempengaruhi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau.

Tujuan Umum : Meningkatkan efisiensi dan optimalisasi system tata kelola obat sebagai upaya menjaga ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota. Tujuan Khusus : Menunjang keakuratan data pelaporan ketersediaan obat dan terlatihnya pengelola dan tenaga farmasi baik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota untuk mengimplementasikan sistem pengelolaan logistik obat dan BMHP dalam mendukung pengendalian ketersediaan secara berjenjang.

PESERTA : PJ SMILE Program AIDs/TB/Malaria/Imunisasi/BMHP CKG pada Instalasi Farmasi maupun Pengelola Prorgam di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se- Provinsi Kepulauan Riau, PJ Farmasi yang mengelola RKO Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se- Provinsi Kepulauan Riau, dan Pengelola Farmasi Puskesmas Terpilih di Provinsi Kepulauan Riau. Peserta luring sebanyak 56 orang, dan daring sebanyak 82 orang pj Farmasi Puskesmas di Kabupaten / Kota se Provinsi Kepulauan Riau.

NARASUMBER
a. Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI
b. United Nations Development Programme/ UNDP (Program Pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa) Indonesia Regional Sumatera
c. BAPPEDA Provinsi KEPRI
d. Senior Consultant – GEMS Consulting

 

Output dari Pertemuan ini adalah Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat esensial di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2025 sebesar 96%. (ind)